Rabu, 14 Juli 2010

BAB I DASAR KESELAMATAN KERJA

A. PROSEDUR DASAR KESELAMATAN
1.Pakaian Kerja yang Tepat
Untuk efisiensi dan pencegahan kecelakaan kerja, pakaian kerja harus dapat memberikan kebebasan gerak tetapi pas pada badan dan tidak longgar, sehingga memudahkan kerja.
a. Pakailah selalu tutup kepala atau topi kerja
b. Pastikan pakaian kerja enak dipakai dan tidak terlalu longgar karena pakaian yang terlalu longgar membuat gerakan badan menjadi terganggu.
c. Pastikan celana dan kerah baju dipakai dengan rapi dan semua kancing terkancing dengan benar.
d. Untuk pencegahan kecelakaan, hindari bekerja dengan lengan baju tergulung keatas, atau ujung baju tersembul keluar kecuali pada saat bekerja dengan air, solar atau melakukan pekerjaan khusus lainnya. Apabila hal ini sulit dihindari, kurangi hal-hal seperti itu sekecil mungkin.
e.Pakailah sarung tangan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang sedang dihadapi.
Pekerjaan yang mengharuskan kita memakai sarung tangan, antara lain : kerja pengelasan dan apabila kita bekerja dengan benda yang mempunyai permukaan yang kasar atau akan mengangkat alat-alat yang berat.













Pakaian Kerja yang Tepat Pakaian Kerja yang Tidak Tepat

Pekerjaan yang dilarang menggunakan sarung tangan adalah : (1) bekerja dengan mesin bor atau bekerja dengan benda-benda yang berputar seperti : pulley (puli), belt (sabuk), gear (roda gigi), screw (sekrup), (2) bekerja yang berhubungan dengan cairan misal : air, bahan bakar dll.
f. Pakailah sepatu kerja yang tepat. Memakai sandal atau alas kaki selain sepatu kerja, berbahaya terhadap kemungkinan terjadinya benturan terhadap benda-benda keras, kejatuhan benda, tergelincir serta mengurangi effisiensi kerja.

2. Pengaturan Lingkungan Kerja
Bekerja dengan aman, cepat dan tepat akan dapat dicapai bila lingkungan kerja tertata dengan baik. Bengkel tempat kita bekerja harus selalu ditata dan diatur dengan rapi sehingga barang-barang yang diperlukan mudah disiapkan dengan cepat dan ruangan yang sempit dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
Disamping itu perhatikan secara khusus hal-hal berikut ini :
a.Jagalah selalu kebersihan dan kerapian tempat kerja kita.
b.Bersihkan oli dan grease yang melekat pada alat-alat kerja. ( Alat kerja yang berlumur oli atau grease akan menjadi sangat licin dan mengotori kendaraan yang sedang diperbaiki).
c.Jangan menyimpan alat-alat kerja, suku cadang, alat-alat bantu beroda atau perlengkapan lain di gang-gang sempit di bengkel; sekalipun hanya untuk sementara waktu. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera atau menghalangi gerakan kendaraan lain.
d.Jagalah lantai bengkel selalu bersih dari oli dan grease. Lantai yang terkena oli atau grease akan menjadi sangat licin dan mengganggu pekerjaan anda.
e.Lengkapi gang sempit di bengkel dengan pintu darurat dan selalu siapkan peralatan pemadam api.
f.Jangan menyimpan barang-barang atau alat-alat di dekat pintu darurat.
g.Buang segera sampah atau barang-barang yang tidak terpakai sesuai dengan klasifikasinya, apabila dibiarkan, belum tentu ada kesempatan untuk membuang barang-barang tersebut.
Suatu bengkel yang tertata rapi akan enak dipandang dan mampu meningkatkan gairah dan efisiensi kerja, merupakan senjata ampuh untuk mencegah terjadinya kecelakaan.















Alas Kaki yang Tidak Benar Peralatan Kerja yang Tertata Rapi

3.Kelompok Kerja
Bekerja pada kendaraan berat, tidak seperti kendaraan ringan, biasanya selalu membutuhkan kerjasama yang baik antara dua atau lebih mekanik (montir) yang bekerja pada kendaraan berat tersebut. Dalam situasi dimana sulit melakukan komunikasi antara satu mekanik dengan mekanik yang lain atau dimana suatu keseimbangan antara ketrampilan dan kekuatan fisik tidak dapat dengan segera ditentukan, maka para anggota kelompok kerja sebelumnya harus melakukan kesepakatan untuk :
a. Menentukan metode dan urutan kerja.
b. Menentukan tanggungjawab dari masing-masing montir.
c.Menentukan tanda-tanda atau sinyal yang akan digunakan.

Dalam situasi yang membahayakan seperti berikut ini, ingatkan rekan kerja secara lisan dan tunggu sebelum kita meneruskan pekerjaan.
a. Pada saat mulai menghidupkan mesin (starting the engine).
b. Pada saat memiringkan kabin truk.
c. Pada saat mendongkrak kendaraan.
d. Pada saat menaikkan atau menurunkan bak pada dump truk.

4.Memandu Kendaraan
Pada saat kendaraan dibawa masuk kedalam bengkel, ikutilah panduan yang diberikan seorang pemandu gerakan kendaraan. Pemandu kendaraan ini harus benar-benar mahir dalam memberikan tanda-tanda panduan kepada pengendara kendaraan sambil memperhatikan posisi dirinya sendiri dan juga posisi kendaraan dengan menggunakan peluit atau tanda gerakan tangan agar dengan aman dapat menuntun kendaraan masuk kedalam lokasi yang telah ditentukan. Untuk dapat memandu gerakan kendaraan dengan baik, ikuti petunjuk-petunjuk berikut ini :
a. Berdirilah di tempat dimana pengemudi dapat melihat anda dengan jelas.
b. Gunakan peluit atau gerakan tangan, berikan tanda-tanda yang jelas.
c. Berikan instruksi dengan jelas, seperti misalnya “hati-hati sisi kanan” atau “satu meter lagi”.
d. Perhatikan dan hati-hati dengan rintangan (misalnya tiang derek, katrol rantai, dll) dan juga ketinggian beban.
Dan yang terpenting lagi, pastikan ada komunikasi langsung antara anda dengan pengemudi kendaraan.










Gambar 1.5 Memandu Kendaraan


B. TINDAKAN PENCEGAHAN PADA KESELAMATAN KERJA
1.Point Peringatan pada Manual Service
Prosedur Dasar Kerja
Pertama-tama, periksa sekeliling kendaraan [Pemeriksaan Harian (Sebelum Mulai Menghidupkan Mesin/Start-up)]









a.Tempatkan kendaraan pada permukaan yang datar.
b.Operasikan rem parkir dan kunci dengan kuat.
c.Pastikan kunci kontak dalam keadaan “off” dan tuas transmisi pada posisi netral.
d.Periksa sekeliling kendaraan dan periksa hal-hal yang telah ditentukan.
e.Periksa dan lihat apakah masih ada sampah-sampah kertas, rumput kering atau bahan-bahan lain yang mudah terbakar yang menempel pada atau di sekeliling pipa gas buang; apabila ada segeralah dibuang.






f.Pastikan tidak ada kain-kain perca atau bahan lain yang mudah terbakar tertinggal dalam ruangan mesin.

Keadaan Berbahaya yang Membutuhkan Perhatian-Ekstra

HATI-HATI Tutup radiator yang panas

a.Jangan membuka tutup radiator yang panas.
b.Membuka tutup radiator sangat berbahaya karena uap air atau air panas dapat menyembur dari dalam radiator dan menyebabkan luka bakar terhadap anda.
c.Untuk membuka tutup radiator tunggu setelah mesin dingin
d.Naikkan tuas pelepas tekanan pada tutup radiator, tunggu beberapa saat setelah tekanan tidak ada, putar tutup radiator berlawanan arah jarum jam dan lepaskan.








HATI-HATI Oli mesin yang panas
Membuang oli mesin pada saat mesin baru saja dimatikan setelah kendaraan digunakan sangat berbahaya, karena oli mesin sangat panas dan dapat menyebabkan luka bakar. Tunggulah beberapa saat sampai mesin menjadi dingin sebelum mengeluarkan oli mesin.








HATI-HATI Radiator yang panas
Untuk membuka radiator, jangan memutar penutupnya lebih dari lima kali putaran. Cairan pendingin yang masih panas dapat menyembur keluar dan dapat menyebabkan luka bakar.







2. Berkendaraan yang Aman dan Nyaman

PERINGATAN Lakukan tindakan hati-hati dalam situasi berikut ini
a.Mengabaikan lampu-lampu peringatan dan alat-alat pengukur berikut ini, pada saat anda berkendaraan adalah berbahaya; hentikan kendaraan di tempat yang aman dan periksa kerusakan sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku.






b.Lampu-lampu peringatan yang disebutkan diatas hanyalah sebagai contoh; lampu-lampu yang sesungguhnya dapat berbeda tergantung pada spesifikasi kendaraan.
c.Apabila salah satu dari lampu-lampu tersebut menyala, secepatnya lakukan langkah-langkah yang tepat.












Mematikan mesin secara kasar dapat menyebabkan mesin rusak. Biarkan mesin berputar pada putaran rendah (idle) sampai suhu air pendingin turun sebelum mematikan mesin.



















C.PEKERJAAN DASAR
1. Service Kendaraan
a.Operasikan rem parkir





b.Gerakkan tuas transmisi pada posisi netral





c.Putar kunci kontak pada posisi ACC dan matikan mesin





d.Putar kunci kontak pada posisi off








e. Ganjal roda kendaraan






2.Menghidupkan dan Mematikan Mesin
a.Menghidupkan Mesin
1). Operasikan rem parkir dan posisikan tuas transmisi pada posisi netral.






2). Masukkan anak kunci ke kunci kontak dan putar pada posisi ON, kemudian check fungsi dari semua panel kontrol pada dash board.






3). Tekan penuh pedal kopling




4). Hidupkan mesin dengan memutar kunci kontak ke posisi start





Jika mesin tidak langsung hidup saat start pertama, tunggu kira-kira 30 detik untuk pengisian baterai dan kemudian starter kembali mesin






b. Mematikan Mesin
1). Operasikan rem parkir dan posisikan tuas transmisi pada posisi netral
2). Putar kunci kontak pada posisi ACC dan matikan mesin





3). Bila ingin melepas anak kunci, pada posisi ACC tekan anak kunci sambil putar ke arah posisi LOCK






3. Menghidupkan dan Mematikan Mesin Saat Kabin di Angkat
a. Persiapan sebelum menghidupkan mesin






1). Putar kunci kontak ke posisi ON
2). Jika tuas transmisi tidak pada posisi netral, tombol pembantu starter (sub switch starter) tidak akan dapat dioperasikan.
3). Sub switch starter akan dapat dioperasikan setelah kabin di miringkan.

b. Cara Menstarter









Jangan melakukan starter secara terus menerus lebih dari 15 detik, hal ini dapat menyebabkan motor starter rusak atau baterai drop.

Untuk menghidupkan mesin tekan tombol sub switch starter.



c. Cara Mematikan Mesin








Tarik tuas pemati mesin pada pompa injeksi sesuai dengan arah anak panah sampai mesin mati.

4. Penggunaan Dongkrak Buaya (Garage Jack)
Alat yang diperlukan :
● Dongkrak Buaya ● Jack stand ● Kompresor Udara

a. Saat mengangkat roda depan
1). Ganjal roda belakang








2). Atur dongkrak langsung dibawah bagian tengah poros roda depan dan atur sehingga jack plate bersentuhan dengan bagian tengan axle beam

3). Masukkan udara bertekanan dan naikkan dongkrak
Siapkan jack stand pada kedua sisi kendaraan
Pastikan bahwa kendaraan tidak miring ke kiri atau kekanan






4). Masukkan jack stands (Penyangga) dibawah lengan axle
Letakkan jack stand dibawah poros pada bagian bawah baut -U suspensi. Saat meletakkan jack stand dibawah rangka, periksa bahwa jack stand tidak menyentuh / menjepit bagian yang lain.
5). Secara perlahan kurangi tekanan udara dan turunkan axle diatas jack stand.
Pastikan jack stand tidak miring saat bersentuhan dengan axle.
6). Turunkan dongkrak sepenuhnya dan ambil dongkrak.

b. Saat Menurunkan Roda Depan
1). Periksa bahwa roda-roda belakang terkunci / terganjal.
2). Atur posisi dongkrak dibawah bagian tengah axle depan (front axle)







3). Naikkan dongkrak sampai plat berhubungan dengan axle depan
Periksa dibagian depan dan belakang dongkrak
4). Masukkan udara bertekanan dan naikkan dongkrak hingga mengangkat axle lebih tinggi dari jack stand
5). Ambil semua jack stand
6). Secara perlahan keluarkan udara bertekanan dan turunkan dongkrak.
7). Ambil dongkrak.

PERINGATAN Jangan berada dibawah kendaraan saat kendaraan sedang di dongkrak. Karena jika sampai dongkrak slip, hal ini akan berakibat fatal.

5. Penggunaan Dongkrak Tangan (Dongkrak Portable)
a. Menaikkan Dongkrak
1). Pada saat bagian atas dongkrak pada posisi tertinggi, putar ujung dongkrak (jack top) ke kiri dan stel tinggi dongkrak.
2). Dengan menggunakan takikan pada ujung tuas (jack lever), putar katup (release valve) ke arah kanan dan kencangkan katup.
3). Masukkan tuas (lever) ke socket dan gerakkan tuas naik turun.













b. Menurunkan Dongkrak
1). Untuk menurunkan dongkrak, secara perlahan putar katup pembebas (release lever) ke kiri.
2). Saat dongkrak digunakan dengan posisi ujung dongkrak (top jack) diperpanjang, putar ujung dongkrak kekanan untuk mengembalikannya pada posisi asli.
3). Setelah menggunakan dongkrak, putar release valve ke kanan kemudian kunci.

PERHATIAN :
Pastikan bahwa dongkrak terpasang pada titik-titik pendongkrakan pada bagian bawah axle. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, jangan mendongkrak kendaraan pada bagian yang bukan merupakan titik-titik pendongkrakan
Bersihkan oli atau gemuk yang menempel pada dongkrak sebelum menggunakannya. Karena jika sampai dongrak slip, kecelakaan yang tidak diperkirakan dapat terjadi.
Jangan menghidupkan mesin saat kendaraan sedang didongkrak. Karena getaran kendaraan dapat menyebabkan dongkrak slip.
Sebelum ban terangkat dari permukaan tanah, pastikan bahwa dongkrak menopang kendaraan pada titik pendongkrakan dengan baik.
Jika kendaraan didongkrak untuk waktu yang lama, topang kendaraan dengan penopang tambahan seperti balok kayu atau bahan lainnya.
Jika sistim penggerak kendaraan dilengkapi dengan differential anti slip (Limited slip differential/ LSD), saat didongkrak jangan mengoperasikan sistim pemindah daya. Karena kendaraan dapat berjalan maju atau mundur dan mengakibatkan kecelakaan.







6. Titik-Titik Pendongkrakan
a. Poros Roda Depan










b. Poros Roda Belakang
















c. Kendaraan yang Dilengkapi dengan Suspensi Udara (Air Suspension)
Beberapa kendaraan yang dilengkapi dengan suspensi udara mempunyai titik-titik pendongkrakan yang berbeda dengan kendaraan standar.
1). Poros roda depan
Sama dengan kendaraan standar (yang menggunakan pegas daun)
2). Poros roda belakang
a).Saat Mengganti Ban
















b). Saat Ban Depan Kempes
Karena titik pendongkrakan yang normal tidak dapat digunakan, gunakan balok kayu dan dongkrak kendaraan menurut prosedur berikut:
(1). Letakkan balok kayu didepan dan belakang ban


(2). Atur dongkrak dibawah pegas daun poros roda depan kemudian dongkrak kendaraan. Posisikan dongkrak sedekat mungkin dengan poros roda depan.










(3). Pasang balok kayu yang telah disiapkan dibawah poros roda depan.












(4). Setelah menurunkan dongkrak sedikit-demi sedikit, periksa bahwa poros roda depan telah ditopang oleh balok kayu secara aman. Baru kemudian turunkan dongkrak sepenuhnya.
(5). Pasang kembali dongkrak pada titik pendongkrakan kemudian dongkrak kembali kendaraan sampai ban dapat dilepas.

7.PEMIRINGAN KABIN
a. Jenis Elektrohydraulik
1). Menaikkan kabin
a). Tempatkan kendaraan pada tempat yang rata.
b). Pastikan mesin mati, tuas transmisi pada posisi netral, rem parkir dalam keadaan dioperasikan dan semua pintu tertutup dengan rapat.
c). Untuk keselamatan kabin dan bagian dalam kabin, pastikan tidak ada rintangan atau penghalang didepan kabin.
d). Lepaskan safety lock yang terletak disebelah kiri bagian belakang kabin, kemudian tarik lock lever ke arah anda.
Pada saat ini buzzer peringatan (warning buzzer) akan berbunyi untuk memberikan tanda bahwa pemiringan kabin akan dimulai.




















e). Setel tuas pengalih pompa elektrohidrolik ke posisi UP (ATAS).
Pada kendaraan-kendaraan cargo tuas ini dipasang pada sisi kiri bagian belakang kabin







f). Buka penutup saklar pompa elektrohidrolik dan tekan saklar sampai warning buzzer berhenti berbunyi.
g). Pastikan kabin stopper dipasang dengan kuat.
Jangan menghentikan pemiringan kabin pada saat kabin sedang dinaikkan, kecuali dalam keadaan darurat.










2). Menurunkan Kabin
a). Bila mesin hidup, tarik tuas engine stop pada pompa injeksi sampai mesin mati.
Pastikan tidak ada kain-kain pembersih, alat-alat atau bahan lain yang tertinggal di dalam atau di dekat ruangan mesin (engine room).



b). Pasang tuas pemindah (changeover lever) pompa elektrohidrolik ke posisi DOWN.
Pastikan tuas tersebut terkunci didalam rangka penyangganya (catch).






c). Tarik tuas pelepas penahan kabin (cab stopper release lever) dan pada waktu yang bersamaan tekan dan tahan saklar pompa elektrohidrolik.
Pada waktu yang bersamaan, warning buzzer (alarm) akan berbunyi untuk mengingatkan bahwa operasi pemiringan kabin sedang berlangsung.
Jangan lepas cab stopper release lever pada saat saklar masih ditekan.
Apabila kabin sudah turun sepenuhnya, maka kabin secara otomatis akan terkunci pada dudukannya dan alarm (warning buzzer) akan berhenti berbunyi.






d). Pasang tutup saklar pompa elektrohidrolik dan pastikan bahwa changeover lever berada pada posisi DOWN (turun) dan berada didalam kerangka penyangga (catch) dan tuas kunci pengaman terpasang.





e). Periksa fungsi tuas transmisi dengan mencoba melakukan perkaitan gigi / memindahkan tingkat percepatan.

b. Mengoperasikan Pompa Hidrolik Secara Manual
Apabila baterai drop (tekor) atau sistem kelistrikan tidak berfungsi sehingga kabin tidak mau naik pada saat saklar (pompa elektrohidrolik) ditekan, gunakan pompa hidrolik secara manual untuk menaikkan kabin.
Pengoperasian pompa hidrolik secara manual sebagai pengganti saklar yang tidak berfungsi merupakan perbedaan antara kerja pemiringan kabin secara elektrik dan secara manual.
Untuk mencegah kegagalan kerja atau kecelakaan, bacalah “Persiapan Sebelum Melakukan Operasi Pemiringan Kabin” dan “Tindakan Pengamanan Sebelum Menurunkan Kabin”







1). Menaikkan Kabin
a). Lepaskan kunci pengaman dan tarik tuas pengunci kabin (cab stopper release lever) kearah anda.
b). Setel tuas pemindah (changeover lever) ke posisi UP
c). Lepaskan boot dan pasang tuas (obeng atau alat lain yang serupa) kedalam soket pompa dan gerakkan tuas tersebut naik turun sampai ring penahan silinder miring masuk kedalam penahan kabin.
Pada saat mulai pengoperasian pompa manual akan terasa ringan tetapi selanjutnya akan bertambah berat dan kabin mulai terangkat.

2). Menurunkan Kabin
a). Pasang tuas pemindah (changeover lever) ke posisi DOWN. Pada waktu yang bersamaan pastikan bahwa tuas tersebut masih berada didalam kerangka penyangganya (catch)
b). Dengan tuas pelepas penahan kabin (cab stopper release lever) ditarik, gerakkan tuas soket pompa naik turun sampai pengunci kabin masuk secara otomatis.
c). Apabila kabin telah sepenuhnya turun, kembalikan boot kepada tempatnya semula.
d). Sebagai langkah akhir, pastikan keadaan pengunci kabin.
Tuas pemindah (changeover lever) harus berada dalam catch pada posisi DOWN (travel)
Safety lock lever harus terpasang.

c. Jenis Batang Torsi
1). Menaikkan Kabin
a). Pastikan kendaraan berada pada tempat yang rata
b). Pastikan bahwa tombol engine stop ditarik penuh (mesin mati), rem parkir dioperasikan dengan aman dan semua pintu tertutup.
c). Untuk menjaga keamanan kabin dan bagian dalam kabin, pastikankan bahwa tidak ada rintangan diatas atau didepan kabin
d). Lepas pin penahan lock lever yang terletak disisi kiri kabin.







e). Tarik lock lever kearah anda, tarik sepenuhnya kebawah sampai mentok.
Pastikan lock lever masuk pada penahan.
f). Tarik sepenuhnya slot pengunci kabin (tilt latch rod) dan kemudian angkat kabin.







g). Yakinkan bahwa stopper stay terkunci oleh pin pengunci (lock pin), dan pasang kunci pengaman (safety stopper)
Saat kabin telah dinaikkan sepenuhnya, secara otomatis akan ditahan oleh stopper stay









Pastikan bahwa pin pengunci terkunci pada stopper stay dan kemudian tekan kebawah kunci pengaman (safety stopper) dan tepatkan pin pengunci (lock pin) pada tempatnya.

PERINGATAN
Setelah kabin diangkat, Selalu periksa bahwa pin pengunci (lock pin) dan kunci pengaman (safety stopper) terpasang pada tempatnya. Jika pin tidak terpasang, kabin akan turun dan menyebabkan kecelakaan.


2). Menurunkan Kabin
1). Bila mesin hidup, matikan mesin dengan menarik tuas engine stop pada pompa injeksi.
Pastikan tidak ada kain pembersih, alat-alat kerja atau barang-barang lain yang tertinggal di dalam atau di dekat kamar mesin (engine room).
2). Lepaskan kunci pengaman (safety stopper) dari batang penahan dan bengkokkan pin stopper kebawah, kemudian secara perlahan turunkan kabin sampai pengunci kabin mengunci secara otomatis.
Apabila diatas kabin ada barang, pekerjaan harus dilakukan dengan hati-hati karena kabin dapat turun akibat beratnya sendiri.








3). Kunci kabin dengan mengangkat lock lever keatas.
Pastikan kunci pengait masuk dengan tepat di dalam lobang pengunci.
















4). Pasang kembali pin penahan lock lever.
8. Menaikkan dan Menurunkan Bak Truk (Dump Truck)
a. Menaikkan Bak Truk
1). Hidupkan mesin.
Biarkan mesin pada putaran stasioner.
2). Pastikan tidak ada barang diatas yang mungkin jatuh, sekitar kendaraan dalam keadaan aman dan tidak ada rintangan di bagian atas.
Bak truk harus dalam keadaan kosong.
3). Injak pedal kopling.
4). ”ON” kan saklar PTO, tekan tombol diujung dump lever (tuas penggerak dump), lepaskan lock pin dan tarik tuas ke atas.








5). Secara perlahan lepaskan pedal kopling dan naikkan putaran mesin dengan menginjak pedal gas.
Bak truk akan mulai terangkat pada saat kopling mulai berhubungan.
Hidupkan mesin pada putaran sedang (sekitar 1000 ~ 1300 rpm)
6). Bila bak truk telah dinaikkan sepenuhnya, injak pedal kopling dan matikan saklar PTO.
7). Bila bak truk ditahan pada posisi terangkat (dinaikkan), ambil langkah-langkah pengamanan sesuai dengan ketentuan dalam “Prosedur Memasang Penopang dan Balok Pengaman”.








b. Menurunkan Bak Truk
1). Periksa keadaan di sekeliling dan dibawah bak truk dan apabila alat-alat pengamanan masih dipasang, keluarkan alat-alat tersebut.
Bak truk dapat turun karena beratnya sendiri, untuk itu atur kecepatan dengan mengoperasikan tuas penggerak bak truk.




2). Tekan tombol yang ada di ujung tuas penggerak bak, lepaskan lock pin dan turunkan tuas tersebut.
3). Apabila bak (dump) telah diturunkan sepenuhnya, pastikan dump lever berada di posisi DOWN dan pin pengunci telah terpasang dengan benar.

c. Prosedur Pemasangan Penopang dan Balok Pengaman
1). Naikan bak truk dan tempatkan balok pengaman diatas dasar rangka atau diatas batang melintang.
Pastikan bak truk dalam keadaan kosong







2). Turunkan bak truk secara perlahan dan pastikan bahwa bagian atas dan bawah balok berhubungan secara merata.
3). Naikan bak truk dan setelah memasang penopang dan balok pengaman pada tempatnya, turunkan bak truk pelan-pelan untuk memastikan bahwa alat-alat pengaman tersebut bekerja dengan baik dan bak truk tidak akan turun.
bagian atas penopang pengaman harus menyentuh bagian dasar dari bagian belakang outrigger atau batang melintang di bagian bawah bak truk yang terletak antara bagian depan dan tengah bak truk. Bagian alas tiang penopang pengaman harus menyentuh tanah sedemikian rupa sehinga penopang pengaman tersebut tidak akan selip atau tergelincir. Sudut topang (tidak boleh lebih kecil dari 600 atau lebih besar dari 900).
Gunakan batang penopang pengaman yang cukup kuat (sebagai contoh, kayu balok yang sisinya berukuran paling kecil 10 cm)













4). Lepaskan kopling, posisikan saklar PTO ke posisi OFF dan matikan mesin.
5). Posisikan dump lever ( tuas penggerak bak truk) ke posisi UP dan pastikan pin pengunci telah terpasang dan terkunci dengan baik.












D. LATIHAN PENGENALAN POTENSI BAHAYA

Kenalilah potensi-potensi berbahaya sebelum terjadi kecelakaan

Marilah kita memikirkan bahaya apa yang tersembunyi di dalam bengkel.






















POTENSI BAHAYA DI BENGKEL
Kondisi :
Didalam bengkel service mobil (service workshop) seorang montir sedang melakukan perbaikan di bawah kolong kendaraan yang didongkrak.

A. OBENG


































1. Cara Penggunaan
a.Tekan obeng dengan keras sambil memutarnya sehingga obeng tidak keluar dari lubang sekrup.
b.Tahan obeng agar tegak lurus dengan sekrup

2.Hal – Hal yang Harus Diperhatikan
a.Pastikan agar ujung obeng sesuai / tepat dengan lubang sekrup.
b.Jangan gunakan obeng untuk mencongkel.
c.Jangan gunakan obeng sebagai pahat atau alat pemukul.
d.Gunakan obeng ketok untuk sekrup-sekrup yang sudah berkarat.
e.Jangan gunakan obeng yang ujungnya rusak.
f.Jangan gunakan obeng yang terlalu kecil.






B. TANG
1. Macam-Macam


















2. Cara Penggunaan






C. KUNCI PAS (SPANNER)
1.Macam-Macam Kunci Pas









2. Cara Penggunaan
Tarik kunci sesuai dengan arah anak panah






3. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
a.Jangan gunakan kunci yang tidak sesuai dengan ukuran mur atau baut.
b.Jangan gunakan kunci yang sudah rusak
c.Jangan gunakan kunci dengan menambahkan pipa pada gagangnya.


D. KUNCI RING
1.Macam-Macam Kunci Ring











2. Cara Penggunaan
Kunci harus masuk sepenuhnya ke kepala baut seperti terlihat pada gambar dibawah ini, sehingga gaya putar diterima pada seluruh sisi kunci.






3.Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
a). Jangan mengencangkan baut terlalu keras, karena ulir baut akan rusak.
b). Jangan menggunakan kunci untuk memukul.







E.KUNCI T
1.Macam Macam Kunci T







2. Cara Penggunaan
a.Pegang kunci dengan kedua tangan dan putar kunci, jaga jangan sampai kunci slip / meleset dari mur atau baut.
b.Saat mengencangkan baut dengan ulir yang panjang, pegang kunci dengan satu tangan seperti terlihat pada gambar dibawah. Kemudian putar gagang (handle) dengan tangan lainnya. Saat baut telah masuk sepenuhnya, kencangkan baut dengan memegang handle menggunakan kedua tangan. Saat menggunakan kunci usahakan batang kunci tegak lurus dengan baut.





3.Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
Untuk keadaan khusus gunakan kunci T jenis universal joint (yang dilengkapi universal joint).








F. KUNCI INGGRIS











Kunci yang banyak dipakai umumnya berukuran 150 mm sampai 350 mm (14”) dengan perbedaan ukuran antar tingkat 50 mm.

1. Cara Penggunaan
a.Karena rahang tetap kunci inggris dibuat lebih kuat dari pada rahang geser, maka putar kunci kearah tanda panah
b.Saat hanya menggunakan gaya yang kecil, kunci dapat diputar ke arah lain atau searah tanda panah .







2. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
a.Jangan menggunakan kunci inggris untuk memukul.
b.Stel kunci sehingga ukuran kunci tepat / sesuai dengan ukuran mur atau baut.
c.Jangan menambahkan pipa atau benda lain pada pegangan
d.Bersihkan selalu sekrup pengatur sehingga sekrup mudah untuk diputar.








G. Gagang Ratchet (Ratchet Handle)












1. Cara Penggunaan
a.Pilih socket yang sesuai dengan ukuran mur atau baut





b.Gunakan tangkai sambungan / adapter (extension bar) untuk memutar mur atau baut yang letaknnya didalam.



c.Tekan adapter lurus kebawah (jangan miring), kemudian putar handle searah tanda panah. Pastikan saat memutar handle posisinya tetap datar sehingga socket tidak meleset / lepas dari mur atau baut.




2. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
a.Penggunaan socket yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuran mur / baut dapat menyebabkan kepala baut / mur rusak.
b.Jangan gunakan rachet handle untuk memukul.

H. IMPACT WRENCH











1.Cara Penggunaan
a.Jika baut bengkok atau ulirnya rusak, kencangkan secara bertahap. Untuk mengendorkan baut, rubah posisi tuas perubah arah (changeover lever).
b.Gunakan adapter untuk baut yang letaknya didalam.

2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
a.Penggunaan socket yang rusak akan menyebabkan kepala mur atau baut rusak.
b.Jangan mengeraskan baut terlalu keras atau melebihi kekuatan ulirnya.
c.Tekan tuas katup (lever valve) pelan-pelan.
d.Ukuran impact wrench harus sesuai dengan ukuran diameter baut.





I. KUNCI MOMEN
1. Jenis
a.Jenis Plat / Jarum
Batang kunci terbuat dari sebuah batang yang dilengkapi dengan plat spring, yang akan bengkok saat batang kunci digunakan. Besarnya penyimpangan plat spring menunjukkan besarnya torsi pengencangan yang dengan mudah dapat dibaca secara langsung dari plat skala.

b.Jenis Dial Gauge
Jenis ini merupakan suatu batang persegi empat yang dimasukkan ke sebuah socket dan di puntir. Puntiran ini digunakan untuk menggerakkan jarum pada dial gauge, yang menunjukkan besarnya momen pengencangan.

c.Jenis Preset
Dengan memutar sebuah selongsong (sleeve) pada ujung kunci dan menepatkan skala dengan momen yang ditentukan, anda dapat mengetahui bahwa momen pengencangan telah tercapai dengan mendengarkan suara dan tahanan kunci.







2. Cara Penggunaan
a.Umumnya kunci momen digunakan setelah baut dikencangkan dengan kunci shocket.
b.Untuk mencegah agar kunci momen tidak slip, pegang kepala kunci dengan satu tangan seperti gambar dibawah. Tangan yang lain menarik handle ke arah anda untuk mengencangkan baut.






J. MOMEN PENGENCANGAN
Momen pengencangan adalah gaya yang digunakan untuk memutar mur atau baut atau boleh dikatakan gaya putar. Gaya ini dapat ditingkatkan dengan variasi panjang kunci dan gaya yang di terapkan pada ujung kunci.

Momen Pengencangan (T) = Panjang Kunci (L) x Gaya Pada Ujung Kunci (F)
T = L x F






Titik-titik pengencangan kunci pada kendaraan mempunyai torsi pengencangan tertentu. Sebagai contoh : Baut kepala silinder pada mesin EK mempunyai momen pengencangan (2.700 – 2.900) Kg Cm. Jika torsi pengencangan tidak sesuai, baut atau mur mungkin akan menjadi kendor. Sedangkan bila momennya terlalu besar baut akan mengembang/mulur. Momen pengencangan diukur dengan menggunakan kunci momen (torque wrench). Jika momen pengencangan baut tidak diketahui, gunakan momen pengencangan berdasarkan diameter baut yang akan dikencangkan. Karena itu standar momen pengencangan baut berdasarkan diameternya harus diingat.















BAB III
PENGETAHUAN ALAT UKUR

A. VERNIER CALIPERS / JANGKA SORONG / SIKMAT











Vernier Calipers
Vernier calipers adalah alat ukur yang presisi dengan ketelitian pengukuran 0,10 mm dan 0,05 mm. Alat ini dapat dipakai untuk mengukur bagian luar : panjang, lebar, tebal dan diameter luar; bagian dalam : diameter dalam; dan kedalaman. Sebelum dipakai untuk mengukur harus selalu diperhatikan kebersihan alat dan diperiksa (kalibrasi) untuk memperoleh pengukuran yang tepat.

1.Memeriksa peralatan
a.Pastikan bahwa baut pengunci kendor.
b.Bersihkan permukaan pengukuran dan permukaan geser dengan kain dan periksa apa ada goresan.
c.Rapatkan jepitan dan tahan calipers hadapkan ke cahaya untuk melihat apakah ada celah antara permukaan pengukuran.
d.Dengan jepitan tertutup, pastikan apakah titik nol pada skala utama dan skala pecahan segaris(gambar).




Memeriksa Titik Nol


2.Mengukur benda
a.Tempatkan ujung jari anda pada tempat jari dan buka jaw sedikit lebih lebar daripada benda yang akan diukur.
b.Tempatkan benda yang diukur berlawanan dengan sisi pengukuran calipers kemudian tekan pelan-pelan sisi pengukuran sejauh mungkin.





Mengukur benda






Mengukur bagian dalam Mengukur Kedalaman

3.Membaca skala
a.Dengan benda yang sedang diukur ditahan pada jepitan, lihatlah pada skala sesuai dengan posisi pelebaran.
b.Jika tidak mungkin untuk membaca skala dari posisi yang benar berdasarkan pembagian skala, kencangkan sekrup pengunci pada jepitan geser dan lepaskan benda yang sedang diukur secara pelahan-lahan kemudian lihatlah skala.
c.Baca unit milimeter pada skala utama dengan titik nol pada skala pecahan (skala geser). Kemudian, lihat pecahan milimeter dari skala pecahan, berdasarkan pada tempat dimana skala utama dan pembagian skala pecahan yang segaris. (ada tiga pecahan : 1/10mm, 1/20mm, dan 1/50 mm.)
(Contoh: 1/20 mm)


Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, pembacaan skala utama adalah 36 mm.
Pembagian ke-8 pada skala pecahan membentuk garis lurus dengan pembagian skala utama, jadi 1/20 x 8 = 0,4 mm.
36,0 mm + 0,4mm = 36,4 mm

B. MICROMETER









Outside Micrometer

Micrometer adalah alat ukur yang lebih presisi dibanding dengan vernier calipers dengan ketelitian pengukuran sampai 0,01 mm. Sleeve dan thimble sama seperti skala utama dan skala pecahan pada vernier calipers, hanya pecahan pada micrometer dapat mencapai 0.01 mm. Alat ukur ini mempunyai beberapa macam tingkat pengukuran dari 0 ~ 25mm, 25 ~ 50mm, 50 ~ 75mm, 75 ~ 100mm, dan seterusnya. Untuk micrometer selain 0 ~ 25mm, ukuran nilai terkecilnya harus dikalibrasi menggunakan standar gauge dan untuk memperoleh pengukuran yang tepat harus distandarkan (kalibrasi) atau di-nol-kan.

1.Memeriksa alat
a.Pastikan klem pengunci kendor
b.Bersihkan micrometer dengan kain yang bersih dan lembut, pastikan permukaan benda ukur dalam keadaan bersih.
c.Putar ujung ratchet stop dan periksa putaran spindle.
d.Putar thimble sampai spindle menyentuh anvil atau standar gauge, kemudian putar ratchet stop sampai berbunyi 2 sampai 3 kali putaran bebas dan periksa titik nol.








Memeriksa Titk Nol
e.Untuk memperbaiki kesalahan kecil (perbedaan nilai standar dan nilai pengukuran kurang dari 2/100 mm) pada titik nol, putar sleeve dengan kunci spesial yang disediakan khusus sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah, dan betulkan titik nol. Bila perbedaan lebih dari 2/100 mm, kunci spindle dan kendorkan ratchet stop dengan kunci spesial; ini membuat thimble dapat bergerak bebas dari titik “0” dan dapat distel dengan garis standar pada sleeve.










2.Mengukur Benda
a.Putar thimble sehingga jarak antara anvil dan spindle lebih lebar daripada obyek yang akan diukur.
b.Pegang kerangka dengan tangan kiri anda dan putar ratchet stop dengan jari, tekan obyek yang akan diukur dan kencangkan dengan memutar ratched stop 2 - 3 putaran.










Untuk pengukuran benda yang besar pakailah micrometer stand untuk menghindari pengaruh panas yang dipindahkan dari tangan anda.


3.Membaca Skala
a.Tahan benda yang diukur dengan micrometer, kemudian baca skalanya.
b.Jika skala sulit dibaca, kunci spindle dengan klem pengunci dan perlahan-lahan lepaskan benda yang diukur.
c.Baca hasil pengukuran pada skala utama (skala sleeve bagian atas) dan unit 0,5 mm pada sleeve bagian bawah dengan ujung thimble. Kemudian baca unit 0,01mm pada sekitar thimble yang segaris dengan tanda garis pada sleeve.

(Contoh : Micrometer Ukuran 0 ~ 25mm)









Gambar 1












Gambar 2
Skala pada sleeve bagian atas menunjukkan angka lima atau garis ke lima, jadi hasil pembacaannya = 5 x 1,00mm = 5,00mm .
Pada skala sleeve bagian bawah didepan thimble tidak terlihat garis atau strip (strip skala sleeve bagian bawah terletak dibelakang skala utama).
Skala thimble yang segaris dengan skala sleeve adalah 20 jadi hasilnya = 20 x 0,01mm = 0,20mm.
Jadi hasil pembacaan micrometer 5,00mm + 0,20mm = 5,20 mm


Pada gambar 2 terlihat posisi thimble yang berbeda sehingga cara pembacaanya juga berbeda.
Skala utama bagian atas menunjukkan garis ke 7 jadi hasil pembacaan = 7 x 1,00mm = 7,00mm.
Skala utama bagian bawah terlihat ada garis didepan thimble maka penambahan jumlah 0,50mm.
Skala pada thimble yang segaris dengan skala sleeve adalah 15 jadi hasilnya = 15 x 0,01mm = 0,15mm.
Jadi hasil pembacaanya adalah = 7.00mm + 0.50mm + 0.15mm = 7.65mm.


C. HYDROMETER
Hydrometer adalah alat untuk mengukur Berat Jenis elektrolit air accu. Alat ini terdiri dari rubber ball, tube glass, floating scale dan suction tube.









1. Cara Pengukuran
a).Hisap elektrolit dengan rubber ball hydrometer.
b).Usahakan floating scale tidak menyentuh dinding tube glass.
c).Baca skala pada floating scale.









2. Cara membaca floating scale
a).Posisi hydrometer harus tegak saat membaca skala.
b).Baca skala pada posisi ujung permukaan (minikus) elektrolit bagian atas.
Pembacaan skala pada minikus bawah adalah tidak tepat.



3. Penurunan Berat Jenis Elektrolit selama pelepasan muatan listrik
Berat Jenis elektrolit turun sebanding dengan derajat pelepasan muatan, jadi jumlah energi listrik yang ada dapat ditentukan dengan mengukur Berat Jenis elektrolitnya, misal baterai mempunyai Berat Jenis elektrolit 1.260 pada suhu 200C, bermuatan listrik penuh, setelah melepaskan muatan listrik, berat Jenis-nya 1.160 pada 200C, maka accu masih mempunyai energi listrik sebesar 50%.

4. Kapasitas Batterai VS BJ Elektrolit
Discharge _______ baterai (BJ 1.280 pada 200C)
----------- baterai (BJ 1.260 pada 200C)

Berat Jenis pada 200C
1.28










Bagus
______
1.24










1.20










Harus dicharge
1.16










1.12










1.08











1.04
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100



Kapasitas beterai (%)


5. Berat Jenis elektrolit tergantung dari suhu
Karena berat jenis elektrolit tergantung dari suhu atau temperatur, maka pembacaan skala hydrometer kurang tepat sebelum dilakukan koreksi suhu. Volume elektrolit akan bertambah jika dipanaskan dan turun jika dingin, sedangkan beratnya tetap.
Jika volume bertambah sedang beratnya tetap, maka Berat Jenis-nya akan turun. Berat Jenis mengalami penurunan sebesar 0.0007 untuk kenaikan setiap 1 (satu) derajat celcius dalam suhu batas normal baterai. Standar berat jenis menurut perjanjian adalah pada suhu 200C sebesar 1.260.
6. Perubahan suhu atau temperatur

S20 = Berat Jenis pada suhu 200C
St = Berat Jenis terukur
0.0007 = Perubahan Berat Jenis
t = suhu saat pengukuran
(t-20) = konversi suhu standar


Misal hasil pengukuran elektrolit sbb :
Berat Jenis (hasil pengukuran) = 1.250
Suhu saat pengukuran = 330C
Maka Berat Jenis pada suhu 200C adalah :

S20 = 1.250 + 0.0007 (33-20)
= 1.250 + 0.0091
= 1.2591

D. MULTITESTER / MULTIMETER
MULTITESTER/MULTIMETER atau AVOMETER (Ampere, Volt, Ohm-meter) sering juga disebut CIRCUITTESTER adalah alat ukur kelistrikan yang penggunaanya sangat luas, yaitu untuk mengukur tegangan arus DC dan AC, tahanan (resistance) dan untuk memeriksa hubungan kelistrikan suatu komponen. Ada beberapa jenis multitester, yaitu tester model digital yang dapat menunjukkan hasil pengukurannya langsung dengan angka dan tester biasa yang ditunjukkan oleh sebuah jarum penunjuk.

1. Bagian-bagian Tester

2. Metode Pengukuran
a).Pemeriksaan dan Penyetelan Skala nol (0)
Sebelum menggunakan tester harus dipastikan bahwa jarum penunjuk ada di bagian garis ujung sebelah kiri pada skala. Bila tidak, putar sekrup penyetel jarum penunjuk dengan sebuah obeng sampai jarum penunjuk tepat pada garis ujung sebelah kiri. Jangan sering memutar sekrup penyetel bila tidak diperlukan.
b).Mengukur Tegangan DC (voltage)
1).Putar range selector pada DC-V range. Range pengukuran tegangan ini adalah 0 ~ 500 Volt.
Range
Voltage yang dapat diukur (V)
2.5
0 ~ 2.5
10
0 ~ 10
25
0~ 25
50
0~ 50
500
0~ 500

2).Gunakan sekrup penyetel jarum untuk memastikan jarum penunjuk tepat pada garis ujung.
3).Perkirakan besar maksimum tegangan yang akan diukur dan pastikan range selector lebih besar dari nilai maksimum tersebut. Jika tegangan tidak dapat diperhitungkan, pasang range selector pada pengukuran maksimal pada tester.
4).Hubungkan kabel pengetes (test lead) warna merah ke terminal positif dan kabel pengetes warna hitam pada terminal negatif.
5).Baca hasil pengukuran pada skala DC-V.


Dengan range distel pada 25 DC Volt, jarum penunjuk terbaca 12 Volt DC.

PENTING !
Pilih range pengukuran dengan hati-hati, bila yang diukur melebihi atau lebih besar dari range pengukuran, kemungkinan tester akan rusak (terbakar) baik pada pengukuran DC maupun AC.
Baca skala pada range dengan benar

a).50 : nilai dibaca bila range selector distel pada 50, hasilnya dikalikan dengan 10 bila selector distel pada 500.
b).25 : nilai dibaca bila range selector distel pada 50, hasilnya dibagi 10 bila selector distel pada 2.5.
c).10 : nilai dibaca sesuai dengan skala pengukuran bila selector distel pada 10.

c. Mengukur Tegangan AC
1).Putar range selector pada AC-V range. Range pengukuran tegangan ini adalah 0 ~ 1000 Volt.
Range
Voltage yang dapat diukur (V)
10
0 ~ 10
25
0 ~ 25
250
0 ~ 250
1000
0 ~ 1000

2).Perkirakan besar maksimum tegangan yang akan diukur dan pastikan range selector lebih besar dari nilai maksimum tersebut. Jika tegangan tidak dapat diperhitungkan, pasang range selector pada pengukuran maksimal pada tester.
3).Hubungkan kabel pengetes (test lead) secara paralel pada bagian yang akan diperiksa.
4).Baca hasil pengukuran pada skala AC-V.






Dengan range distel pada 250 AC Volt, jarum penunjuk terbaca 100 Volt AC.


PENTING !
Baca skala pada range dengan benar

25 : nilai dibaca bila range selector distel pada 25, hasilnya dikalikan dengan 10 bila selector distel pada 250.
10 : nilai dibaca bila range selector distel pada 10, hasilnya dikalikan dengan 100 bila selector distel pada 1000.

d. Mengukur Arus DC
1).Mengukur arus DC dari 0 ~ 250 mA
a).Putar range selector ke 250 mA pada DC-A range.
b).Putus arus listrik pada titik tertentu saat pengukuran arus listrik.
c).Hubungkan kabel pengetes (test lead) warna merah ke terminal positif dan kabel pengetes warna hitam ke terminal negatif sumber arus atau tester dihubungkan secara seri ke sumber arus dan beban.
d).Baca hasil pengukuran pada skala DC-A yang ditunjukkan jarum pengukur.


Nilai pengukuran adalah 30 mA, karena range selector diset pada 250 mA.

2). Mengukur arus DC dari 0 ~ 20 A
a).Putar range selector ke 20 A pada DC-A range.
b).Putus arus listrik pada titik tertentu saat pengukuran arus listrik.
c).Hubungkan kabel pengetes (test lead) warna merah ke terminal positif dan kabel pengetes warna hitam ke terminal negatif sumber arus atau tester dihubungkan secara seri ke sumber arus dan beban.
d).Baca hasil pengukuran pada skala DC-A yang ditunjukkan jarum pengukur.


Nilai pengukuran adalah 1 A, karena range selector diset pada 20 A.






PENTING !
Multitester hanya mempunyai tahanan internal yang sangat kecil untuk mengukur arus listrik. Oleh karena itu multitester jangan dihubungkan paralel dengan beban, saat mengukur arus listrik yang besar karena akan merusak tester.


d.Mengukur Tahanan
1). Kalibrasi
Sebelum digunakan untuk mengukur tahanan, jarum penunjuk harus diset dengan memutar tombol kalibrasi Ohm dan kedua ujung jarum pengetes dihubungkan sampai pembacaan jarum penunjuk (0) pada skala Ohm. Kalibrasi ini diperlukan setiap merubah range.




2). Pengukuran
Putar selector pada salah satu posisi Ohm. Ada beberapa skala untuk mengukur tahanan. Posisi "1K" untuk 1000, 10K berarti 10.000 dan sebagainya.

Range
Tahanan yang dapat diukur ()
X1
0 ~ 1 K
X10
0 ~ 10 K
X100
0 ~ 100 K
X1K
0 ~ 



Nilai pengukuran adalah 90 , karena range selector diset pada X 10.

PENTING !
Baca skala pada range dengan benar

a).baca nilai yang ditunjukkan langsung bila pada range X1.
b).kalikan hasilnya dengan 10, bila range-nya X10.
c).kalikan hasilnya dengan 100, bila range-nya X100.
d).kalikan hasilnya dengan 1000, bila range-nya X1K.




e.Mengukur Hubungan Kelistrikan
Untuk memeriksa hubungan kelistrikan, set range selector pada  X1 dan kalibrasi skalanya. Kemudian hubungkan kabel pengetes pada komponen. Hubungan normal, bila jarum penunjuk selalu menunjuk ke kiri.

PENTING !
Pengukuran tahanan dan pemeriksaan hubungan dapat dilakukan hanya setelah seluruh komponen dilepaskan dari arus listrik. Bila tidak, kemungkinan tegangan akan mengalir ke tester dan dapat membakar internal tahanan koil.
Jangan memindahkan range selector ke posisi lain tanpa terlebih dahulu melepaskan kabel-kabel pengetes dari komponen yang akan diperiksa. Hal ini dapat merusak tester.



























E. BELT TENSION GAUGE
Belt Tension Gauge atau sering disebut Tension Gauge adalah alat untuk mengukur tegangan dari belt (sabuk) yang terpasang pada kendaraan, misal fan belt.
Pada alat ini terdapat dua skala yaitu skala gaya (kg) untuk mengukur beban yang dibebankan pada belt, serta skala pengukuran gerakan belt (mm).


Pengukuran
1.Dorong atau tekan belt tension gauge hingga skala tekanan standar tercapai yaitu 10 Kg.
2.Baca skala pergerakan belt. (Standart kelenturan fan belt tergantung spesifikasi masing masing.

F.TOE IN GAUGE
Toe ini gauge adalah alat yang berfungsi untuk mengukur besarnya toe-in atau toe-out.







1. Skala Pengukuran
a.Skala sleeve terdiri dari 30 strip dengan skala 0 terletak ditengah dan bila thimble maju atau dimundurkan akan berakhir pada angka 15. Dari 0 sampai 15 terdapat 15 strip dengan jarak antar strip 1 mm.
b.Skala thimble terdiri dari 10 strip, dimana setiap satu putara timble maka timble akan bergeser pada skala sleeve sebanyak 2 srip. Ini berarti nilai antar strip pada skala timble adalah 0,2 mm.
c. Bila timble diputar maka jarum pengukur akan bergerak ke kanan atau kekiri sesuai dengan gerakan timble.







2. Syarat penggunaan.
a.Tekanan semua ban harus sesuai standar
b.Tempatkan kendaraan pada tempat yang rata dengan posisi ban depan lurus.
c.Kendaraan tanpa beban

3. Cara Penggunaan
a.Set skala pengukuran pada angka nol
b.Kendorkan mur pengikat panjang
c.Berilah tanda bagian tengah ban depan kanan dan kiri pada bagian belakang kira-kira 40 cm tegak lurus dari lantai.
d.Masukkan toe-in gauge pada bagian belakang roda dan tepatkan jarum pengukuran agar menempel pada bagian yang telah ditandai kemudian keraskan mur pengikat panjang.
e.Keluarkan toe-in gauge jangan sampai jarum berubah posisinya.
f.Dongkrak bagian tengah poros roda depan.
g.Kemudian putar ke dua roda sebesar 1800 (sampai ban yang ditandai berada didepan dengan ketinggian 40 cm dari permukaan tanah.
h.Masukkan toe-in gauge pada bagian depan roda dan tepatkan jarum pengukur yang tidak bergeser pada tanda roda sebelah kiri.
i.Kemudian geser timbel agar jarum pengukur yang bergeser tepat pada tanda ban bagian kanan.
j.Baca hasil pengukuran pada skala pengukuran.

5.Pembacaan Skala











G.CAMBER, CASTER, KING PIN GAUGE (CCKG)/ALIGNMENT GAUGE
Alat ini berfungsi untuk mengetahui besarnya sudut-sudut camber, caster dan king pin dari kendaraan.
Harga sudut king-pin dapat dibaca pada skala king pin, harga sudut camber dapat dibaca pada skala camber dan harga sudut caster dapat dibaca pada skala caster.
Penunjukan besarnya sudut ditunjukkan oleh adanya gelembung udara dalam gelas penduga pada masing-masing skala.
Penggunaan alat ini harus dikombinasikan dengan turning radius table.










1. Syarat Penggunaan
a.Tekanan semua ban harus sesuai standar.
b.Tempatkan kendaraan pada tempat yang rata dengan posisi ban depan lurus.
c.Kendaraan tanpa beban.
2.Cara Penggunaan
a.Pasang turning radius gauge pada ke dua roda depan (tepatkan garis tengah (00) ditengah-tengah).
b.Lepas tutup roda (wheel hub cap)
c.Pasang CCKG / Alignment gauge
d.Tepatkan skala water pass (buble D) pada skala nol (ditengah-tengah)
e.Baca camber, caster dan king pin

1). Sudut Camber
Besarnya sudut camber langsung didapat dengan membaca posisi gelembung udara pada buble A (skala camber) dengan hasil beberapa derajat diarah positip atau negatif.

2). Sudut Caster
a). Putar roda depan ke luar 200
b). Tepatkan buble d ditengah-tengah
c). Tepatkan buble b ke 00 dengan cara memutar mur penyetel tepat dibagian bawah buble B
d). Putar roda dalam ke dalam 200 dari 00
e). Tepatkan buble D ditengah-tengah
f). Lihat hasil pengukuran sudut camber pada buble B

3). Sudut King Pin
a). Tepatkan buble D ke 00
b). Putar roda depan ke luar 200
c). Tepatkan buble C ke 00 dengan cara memutar mur penyetel tepat dibagian bawah buble C
d). Putar roda dalam ke dalam 200 dari 00
e). Lihat hasil pengukuran sudut camber pada buble C





























BAB IV
MUR DAN BAUT
Banyak cara digunakan untuk mengikat dan mengeraskan komponen-komponen pada kendaraan. Mur dan baut merupakan salah satu pengikat yang banyak digunakan pada kendaraan. Ada bermacam-macam mur dan baut yang digunakan.
A.SPESIFIKASI






















Ukuran yang umum digunakan pada mur dan baut adalah sebagai berikut :
1. Diameter baut
2. Panjang baut
3. Panjang ulir
4. Ukuran kunci yang digunakan
5. Diameter mur
6. Jarak ulir










B.TIPE MUR DAN BAUT
1. Baut
Dilihat dari bentuk kepala dan penggunaanya baut yang digunakan pada kendaraan dapat dibedakan menjadi :
a.Baut Segi Enam (Baut Hexagional)
Adalah jenis baut yang paling umum dan banyak digunakan pada kendaraan bermotor. Pada baut tipe ini pada beberapa jenis dilengkapi dengan flange atau washer pada bagian bawah kepala baut.

b.Baut U
Disebut baut U karena bentuknya seperti huruf U. Umumnya digunakan untuk mengikat pegas daun pada axle.

c.Baut Tanam
Baut ini banyak digunakan pada pemasangan exhaust manifold dan differential.






2.Mur
a.Mur Segi Enam (Hexagional Nut)
Adalah mur yang umum digunakan. Pada beberapa tipe pada bagian bawah mempunyai flange.

b.Mur Bertopi (Capped Nut)
Mur ini bentuknya seperti mur biasnya yang bagian atasnya diberikan tutup yang bertujuan untuk melindungi agar ulirnya tidak terkena debu. Biasa digunakan sebagai mur hub roda.

c.Mur Berbentuk Benteng (Castle Nut)
Pada salah satu ujung mur dibuat mempunyai celah atau lubang yang berfungsi sebagai dudukan cotter pin. Cotter pin ini berfungsi untuk mencegah agar mur tidak berputar.








C.PENGUNCIAN MUR DAN BAUT
Ada beberapa cara digunakan untuk mencegah agar mur dan baut tidak menjadi kendor.
1.Mur Pengunci
Mur pengunci (lock nut) mempunyai bagian yang diketok (dibentuk) setelah mur dikencangkan. Dengan diketoknya sebagian mur ini akan mencegah kendornya mur. Model ini umumnya digunakan pada sistem pemindah daya.

2.Washer
Washer atau biasa disebut ring menurut cara penguncianya dapat dibedakan menjadi 2. Spring washer dan wave washer yang memperkuat penguncian dengan gaya pemegasanya serta washer bergerigi (Toothed washer) yang mempunyai gigi-gigi sesuai dengan bentuk tempat pemasangannya.










3.Cotter pin
Cotter pin tidak dapat mengunci sendiri. Karena itu penggunaannya umumnya dikombinasikan dengan mur benteng (castle nut) dan lock nuts cups. Umumnya digunakan pada komponen – komponen chassis.



4.Plat Pengunci (Locking Plat)
Banyak digunakan pada komponen differential.


D.PENGENCANGAN BAUT
Titik-titik pengencangan kunci pada kendaraan mempunyai torsi pengencangan tertentu. Sebagai contoh : Baut kepala silinder pada mesin EK mempunyai momen pengencangan (2.700 – 2.900) Kg Cm. Jika torsi pengencangan tidak sesuai, baut atau mur mungkin akan menjadi kendor. Sedangkan bila momennya terlalu besar baut akan mengembang/mulur atau mungkin patah. Momen pengencangan diukur dengan menggunakan kunci momen (torque wrench). Jika momen pengencangan baut tidak diketahui, gunakan momen pengencangan berdasarkan diameter baut yang akan dikencangkan. Karena itu standar momen pengencangan baut berdasarkan diameternya harus diingat.




Tabel Momen Pengencangan Mur Dan Baut
Satuan : Kg.cm
Bahan


Diameter Koefisien
baut momen
Baja lunak
Tanda indikator pada kepala baut 4
Baja semi keras
tanda indikator pada kepala baut 7
Baja khusus
Tanda indikator pada kepala baut 8.9 dll.
K=0,15
K=0,2
K=0,25
K=0,15
K=0,2
K=0,25
K=0,15
K=0,2
K=0,25
6 Ø
36
~
53
48
~
71
60
~
88
58
~
83
75
~
110
94
~
140
82
~
110
110
~
150
140
~
180
8 Ø
88
~
130
120
~
170
150
~
210
140
~
220
180
~
270
180
~
340
200
~
270
270
~
360
330
~
450
10 Ø
170
~
260
230
~
340
290
~
430
270
~
400
360
~
530
460
~
670
400
~
570
530
~
710
660
~
880
12 Ø
300
~
450
410
~
590
510
~
740
480
~
700
640
~
930
800
~
1.170
690
~
930
930
~
1.200
1.200
~
1.500
14 Ø
490
~
710
650
~
950
810
~
1.200
760
~
1.100
1.000
~
1.500
1.300
~
1.900
1.000
~
1.500
1.500
~
2.000
1.900
~
2.500
16 Ø
760
~
1.100
1.000
~
1.500
1.300
~
1.900
1.200
~
1.800
1.600
~
2.300
2.000
~
2.900
1.700
~
2.300
2.300
~
3.100
2.900
~
3.900
18 Ø
1.000
~
1.100
1.400
~
2.000
1.700
~
2.500
1.600
~
2.400
2.200
~
3.200
2.700
~
4.000
2.400
~
3.200
3.200
~
4.200
4.000
~
5.300
20 Ø
1.500
~
2.200
2.000
~
2.900
2.500
~
3.600
2.300
~
3.400
3.100
~
4.600
3.900
~
5.700
3.400
~
4.500
4.500
~
6.000
5.600
~
7.500
22 Ø
2.000
~
3000
2.700
~
4.000
3.400
~
5.000
3.200
~
4.700
4.300
~
6.200
5.300
~
5.800
4.600
~
6.200
6.200
~
8.200
7.700
~
10.000
24 Ø
2.600
~
3.800
48
~
5.000
60
~
6.300
58
~
5.400
75
~
7.900
94
~
9.900
82
~
7.800
110
~
10.000
140
~
13.000


Catatan
(1) Kriteria koefisien momen
K = 0.15 ketika kondisi pengencangan sangat mendukung dan permukaan benda yang dikencangkan lembut (digosok setidaknya 6.5-S) dan diberi pelumas.
K = 0.2 ketika kondisi pengencangan agak mendukung dan permukaan benda yang dikencangkan hampir  dan bahan pencuci tersedia dan permukan diberi pelumas.
K = 0.25 ketika kondisi pengencangan sangat jelek dan permukaan benda hampir  dan bahan pencuci tidak tersedia dan permukaan tidak diberi pelumas.
(2) Nilai minimum kisaran momen adalah nilai batas yang biasa disebut “kendor” dan nilai maksimum adalah batas yang melampui titik patah bahan.





Pada baut tertentu, karena posisinya kunci momen tidak dapat digunakan. Karena itu anda terpaksa harus mengencangkan baut tersebut tanpa menggunakan kunci momen dengan kekerasan yang ditentukan. Untuk membantu agar kita dapat mengencangkan baut sesuai dengan momenya tanpa menggunakan kunci momen dapat digunakan metode sebagai berikut:

Untuk mengencangkan baut tanam (stud bolt) pasangkan dua mur pada baut tanam dengan jalan mengeraskan secara bersamaan. Kemudian putar mur bagian atas dengan arah mengencangkan untuk menguatkan baut tanam. Sedangkan kalau ingin melepas baut tanam putar baut bagian bawah kearah mengendorkan sampai baut tanam dapat dilepas.













BAB V
BAHAN BAKAR
Ada 2 jenis bahan bakar yang saat ini banyak digunakan pada kendaraan. Bahan-bahan tersebut ada yang berisi racun dan zat kimia yang mudah terbakar. Karena itu agar dapat menangani bahan bakar secara benar kita harus mengetahui karakteristik masing-masing. Dengan demikian kita dapat menghindari kerusakan komponen kendaraan akibat kesalahan penggunaan bahan bakar.

A.BENSIN
1. Sifat Utama Bensin
Bensin merupakan bahan bakar hasil dari penyulingan minyak bumi. Bensin mengandung gas yang mudah terbakar. Sifat-sifat dari bensin adalah :
a.Mudah menguap pada suhu ruang
b. Tidak berwarna, tembus pandang dan berbau
c.Mempunyai titik nyala rendah (antara –100 sampai - 150
d.Berat jenis antara 0,60 – 0.78
e.Dapat melarutkan oli dan karet
f.Nilai kalori antara 9.500 – 10.500 K.cal/Kg.
g.Sedikit meninggalkan karbon setelah dibakar
2. Syarat – Syarat Bensin
Agar mesin dapat bekerja dengan lembut bensin dituntut untuk memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.Mudah terbakar
Dapat terbakar dengan serentak didalam ruang bakar tanpa meninmbulkan knocking
b.Mudah menguap
Bensin harus mudah menguap, sehingga dapat bercampur dengan udara secara mudah saat mesin masih dingin.
c.Tidak Beroksidasi dan Bersifat Pembersih
Selama disimpan bensin tidak boleh mengalami perubahan bentuk dan kualitas. Selain itu bensin harus dapat mencegah pengendapan pada sistem bahan bakar.
3. Angka Oktan
Menunjukkan kemampuan bahan bakar bensin terhadap anti knock. Semakin tinggi angka oktan semakin besar ketahanan bahan bakar terhadap kemungkinan timbulnya gejala knocking.




B.SOLAR
1. Sifat Utama
Sifat-sifat dari solar adalah :
a.Tidak berwarna atau sedikit kekuning-kuningan dan berbau
b. Encer dan tidak menguap dibawah temperaur normal
c.Mempunyai titik nyala antara 400 – 1000C
d.Terbakar spontan pada suhu 3500C
e. Berat jenis antara 0,82 – 0,86
f.Nilai kalori aekitar 10.500 K.cal/Kg
g.Kandungan sulfur lebih besar

2. Syarat – Syarat Solar
Agar mesin dapat bekerja dengan baik solar dituntut untuk memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.Mudah terbakar
Waktu tertundanya pembakaran harus pendek sehingga mesin dapat mudah dihidupkan dan sedikit menimbulkan knocking
b.Tetap encer pada suhu dingin (tidak mudah membeku)
Solar harus tetap encer pada suhu rendah, sehingga mesin dapat dihidupkan dengan mudah.
c.Daya pelumasan
Solar juga berfungsi sebagai pelumasan untuk komponen pompa injeksi dan nosel. Karena itu solar dipersyaratkan mempunyai sifat daya pelumas yang baik.
d.Kekentalan
Solar harus mempunyai kekentalan yang memadai sehingga dapat disemprotkan oleh injektor
e.Kandungan sulfur
Kandungan sulfur harus dibuat sekecil mungkin, hal ini dikarenakan sifat sulfur yang merusak komponen mesin.
f.Stabil
Solar harus tidak berubah kwalitasnya, tidak mudah larut dan lain-lainya selama disimpan.





3. Angka Cetane
Menunjukkan tingkatan kemampuan bahan bakar solar terhadap knocking. Angka yang lebih besar menunjukkan bahwa semakin besar kemampuan solar terhadap knocking. Angka cetane yang umum digunakan pada solar berkisar antara 40 – 45.






















BAB V
PELUMAS
Tujuan utama dari pelumasan adalah untuk mencegah kontak langsung antara dua bagian yang bergesekan. Dengan demikian maka keausan antar komponen dapat dikurangi.
Pelumasan yang digunakan pada kendaraan bermotor meliputi oli mesin baik untuk mesin diesel maupun untuk motor bensin, oli roda gigi, gemuk dll. Oli power steering juga berfungsi sebagai pelumas komponen-komponen pada power steering.
Umumnya pelumas automobil paling banyak dibuat dari minyak dasar dengan bermacam-macam bahan tambah. Dan akhir-akhir ini banyak dibuat minyak sintetis yang mempunyai kemampuan lebih baik.
A. OLI MESIN
Ciri khusus dari oli mesin dibanding dengan pelumas yang lain adalah kondisi kerja dari oli mesin ini yang berhubungan dengan panas dan disamping itu oli ini akan menjadi kotor oleh carbon, asam dan zat kotoran lainnya dari proses pembakaran.
Sebagai contoh sulfur dan hidrocarbon yang dibentuk dari hasil pembakaran bahan bakar harus dinetralisir. Bahan bakar yang tidak terbakar , kotoran maupun karbon harus dibawa oleh oli mesin agar tidak mengumpul dalam mesin.

1. Fungsi Oli Mesin
Oli Mesin berfungsi untuk:
a.Mengurangi gesekan (friksi)
Jika dua permukaan yang saling menempel bergerak, akan timbul gaya gesekan pada permukaan kontak. Minyak pelumas menciptakan lapisan oli (oil film) di antara permukaan kontak sehingga mencegah kontak langsung antar komponen, dengan demikian akan keausan dan kehilangan tenaga akibat gesekan dapat dikurangi.


b.Pendingin
Panas timbul akibat terjadinya gesekan maupun akibat panas pembakaran. Bila panas ini tidak diserap maka keausan komponen mesin akan semakin cepat. Oli mendinginkan komponen-komponen mesin dengan cara bersirkulasi melalui komponen – komponen tersebut dan menyerap panas untuk dikeluarkan dari mesin.
c.Peredam kejutan/getaran
Pada bagian-bagian mesin yang mengalami gaya tekan yang besar seperti pada ball bearing, roller bearing dan roda gigi, tekanan yang sangat tinggi terjadi pada permukaan kontak, yang akan mengakibatkan keausan dan kerusakan. Dalam hal ini oli menyebarkan tekanan dan menyerap getarannya.
d.Mencegah korosi/karat
Pelumasan menciptakan lapisan oli yang menghindarkan permukaan logam tidak terkena udara dan air secara langsung, sehingga tidak terjadi korosi.
e.Penyekat/perapat
Antara piston dan silinder diperlukan sifat kedap udara, sehingga kebocoran antara ruangan diatas piston dan dibawah piston dapat dicegah, walaupun sudah ada ring piston kekedapan ini tidak dapat dijamin. Oli selain sebagai lapisan film antara silinder dan piston juga berfungsi sebagai penyekat sehingga kehilangan tenaga akibat kebocoran kompresi melalui celah piston dan silinder dapat dikurangi.
f.Pembersih
Oli yang bersirkulasi membersihkan saluran-saluran agar tidak tersumbat oleh kotoran atau butiran logam (debu metalik/gram).

2. Syarat Oli Mesin
a.Oli mesin harus mempunyai kekentalan yang tepat. Bila terlalu encer lapisan oli akan mudah rusak dan akan menyebabkan keausan komponen. Bila terlalu kental akan menambah tahanan gerakan komponen sehingga akan menyebabkan mesin susah distarter pada saat dingin dan tenaga mesin berkurang.
b.Kekentalan harus relatif stabil tidak terpengaruh oleh perubahan temperatur.
c.Tidak merusak komponen
d.Tidak berbusa.






3. Jenis Oli Mesin
Oli mesin diklasifikasikan berdasarkan kekentalan (viskositas) dengan standar dari SAE (Society of Automotive Engineers) dan kualitas yang menggunakan standar dari API (American Petrolium Institute)
a.Klasifikasi Berdasar Viskositas
Viskositas menunjukkan kemampuan suatu cairan menahan aliran. Oli yang encer akan lebih mudah mengalir dari pada oli yang kental. Oli akan cenderung encer pada saat panas dan menjadi kental saat dingin. Tingkat kekentalan oli ditunjukkan melalui indek kekentalan. Walaupun ada beberapa metoda klasifikasi, namun standar SAE adalah yang paling umum digunakan seperti pada tabel dibawah. Semakin besar nilainya semakin kental olinya.
NO. SAE VISKOSITAS
5 W
10 W
15 W
20 W
25 W
20
30
40
50

Tabel klasifikasi SAE untuk oli mesin

Tanda huruf ‘W’ (winter) menunjukkan bahwa tingkat kekentalan oli yang diukur pada suhu –200C dan bila tanpa huruf W dibelakang angka tersebut menunjukkan kekentalan oli pada suhu 1000 C.
Viskositas oli yang digunakan pada suatu mesin perlu mempertimbangkan :
a.Besarnya clearence yang akan dilewati oli
b.Besarnya beban yang akan didukung oleh oli
c.Temperatur operasi
d.Luas bidang gesek
e.Kecepatan gerakan
Menurut indek kekentalan yang dicantumkan pada oli, oli dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu oli singgle grade yang hanya memiliki satu tingkat kekentalan(seperti tercantum pada contoh tabel diatas) dan oli multi grade. Oli Multi grade mempunyai keistimewaan kekentalannya hampir tidak berubah akibat adanya perubahan temperatur. Sebagai contoh, oli SAE10W-30 memiliki sifat SAE10 pada suhu –200C yang memudahkan start mesin pada udara dingin serta kemampuan SAE30 pada suhu 1000 C untuk menjamin pelumasan pada saat mesin panas, beban berat putaran tinggi. sehingga oli tersebut dapat dipergunakan pada kondisi yang berbeda. Gambar dibawah menunjukkan beberapa contoh hubungan antara nilai SAE dengan suhu penggunaan.















b.Klasifikasi berdasar kualitas dan penggunaan
Metoda klasifikasi oli mesin berdasar kemampuan dan penggunaan banyak menggunakan standar API. Klasifikasi ini biasanya tercantum pada masing-masing kemasan oli mesin untuk menambahkan tingkatan SAE sehingga pemilihannya akan lebih mudah bila dilihat dari perbandingan pengoperasia kendaraan.

1).Klasifikasi Untuk Mesin Bensin
Tabel klasifikasi penggunaan oli mesin
Klasifikasi API service
Tingkat penggunaan
SA
Minyak murni tanpa bahan tambah (additive)
SB
Digunakan untuk operasi mesin ringan yang mengandung sedikit jumlah anti oxidant
SC
Oli yang mengandung detergent dispersent, anti-oxidant
SD
Digunakan untuk mesin operasi dengan temperature tinggi atau kondisi lainya yang mengandung detergent-dispersent, resisting agent, antioxident, dll
SE
Digunakan untuk mesin sedang dengan kandungan detergent dispersent, resisting agent, anti oxidant dan lain-lain lebih banyak
SF
Tingkat olinya tinggi dan pemakaian resistance dan daya tahannya lebih baik.

2).Klasifikasi Untuk Mesin Diesel
Mesin diesel mempunyai kompresi yang sangat tinggi dan tekanan pembakaran juga lebih tinggi. Karena itu lapisan oil film oli mesin diesel harus dibuat lebih kuat. Bahan bakar diesel juga mengandung sulfur dimana saat dibakar akan menjadi asam belerang. Karena itu oli mesin diesel harus mampu menetralisir asam ini dengan baik dan memerlukan detergent dipersant yang lebih baik untuk mencegah timbulnya jelaga didalam mesin.
Tabel klasifikasi penggunaan oli mesin diesel
Klasifikasi API service
Tingkat penggunaan
CA
Digunakan untuk mesin diesel operasi beban ringan yang mengandung detergent dispersent, anti oxidant, dll
CB
Digunakan untuk mesin diesel operasi beban sedang dengan bahan bakar kualitas rendah. Yang mengandung detergent-dispersent, anti oxidant, dll
CC
Digunakan pada mesin diesel putaran rendah dengan turbocharger dan kondisi relatif berat. Performa oli harus dapat mencegah endapan pada suhu tinggi, endapan pada suhu rendah, karat dan korosi.
CD
Digunakan pada mesin diesel putaran tinggi dengan turbocharger dan kondisi lebih berat. Performa oli harus dapat mencegah endapan pada suhu tinggi, endapan pada suhu rendah, karat dan korosi dengan tingkat yang lebih baik daripada klasifikasi CC

CATATAN: huruf ‘C’ berarti Commercial and Fleet Engine Service, biasa digunakan untuk mesin diesel.
Hino menganjurkan penggunaan kelas CD untuk mesin-mesin yang menggunakan turbocharger serta CC atau CD untuk mesin-mesin tanpa turbocharger. Kelas CE, CF dan CG dengan sifat pemecahan jelaga yang lebih baik telah digunakan sebagai standar.













B. OLI RODA GIGI
Oli roda gigi digunakan untuk melumasi transmisi manual, differential dan steering gear manual.
1. Syarat-Syarat Oli Roda Gigi
Roda gigi mempunyai gesekan yang diakibatkan oleh putaran dan slip. Beban yang besar pada permukaan gigi, bentuk yang kasar dan putaran yang cepat akan mengakibatkan gesekan yang besar serta menimbulkan panas. Agar dapat mengatasi hal tersebut diatas oli roda gigi dipersyaratkan.
a.Kekentalan sesuai
Karena beban yang berat, gesekan yang besar serta clearance yang besar, maka oli roda gigi umumnya mempunyai angka viskositas yang tinggi. Viskositas oli yang tinggi akan menyebabkan kesulitasn perpindahan transmisi dan akan memperbesar tahan roda gigi (memperbesar kehilangan tenaga) yang akan menyebabkan turunya tenaga untuk menggerakkan roda-roda. Sedangkan oli yang terlalu encer akan menyebabkan timbulnya suara, mempercepat keausan dan ada kemungkinan kebocoran oli.
b.Mempunyai kemampuan menahan beban
Saat gigi-gigi berhubungan, tekanan dan beban yang timbul besar. Oli mempunyai fungsi sebagai perantara dalam memikul beban ini.
c.Tahan terhadap panas dan oksidasi
Bila oli roda gigi memburuk karena panas atau oksidasi, kotoran akan membentuk zat asam dan menyebabkan perubahan kekentalan oli. Disamping itu endapan kotoran dapat mengurangi kemampuan pelumasan dan dapat merusakkan bantalan maupun roda gigi. Zat asam yang terbentuk juga akan menyebabkan karat.

2. Jenis Oli Roda Gigi
Oli roda gigi diklasifikasikan berdasarkan kekentalan (viskositas) dengan standar dari SAE (Society of Automotive Engineers) dan kualitas yang menggunakan standar dari API (American Petrolium Institute)
a.Klasifikasi Berdasar Viskositas
Seperti oli mesin oli roda gigi juga mempunyai angka dibelakang SAE. Saat ini ada 6 tingkat kekentalan roda gigi yang digunakan, Yitu SAE (75W, 80W, 85W,90,140 dan 250). Transmisi umumnya menggunakan SAE 90 dan untuk differential SAE 140.

b.Klasifikasi berdasar kualitas dan penggunaan
Oli roda gigi diklasifikasikan oleh tipe roda gigi yang digunakan yaitu tipe hipoid, bevel da lain-lain. API mempunyai standart klasifikasi oli roda gigi sebagi berikut.


Tabel klasifikasi penggunaan oli roda gigi
Klasifikasi API service
Tingkat penggunaan
GL1
Oli murni untuk roda gigi, tidak dipakai untuk mobil saat ini
GL2
Mengandung minyak hewani dan nabati, banyak digunakan untuk worm gear
GL3
Mengandung bahan tambah extreme – pressure resisting dan lain-lain. Digunakan untuk transmisi manual dan steering gear.
GL4
Untuk hypoid gear digunakan untuk melayani diatas GL 3 mengandung bahan tambah extreme-pressure resisting yang lebih tinggi
GL5
Digunakan untuk hypoid gear dengan pelayanan yang lebih berat dari kondisi GL 4. Kandungan extrem – pressure resisting lebih besar .

C. GEMUK
Gemuk adalah pelumas padat yang terbuat dari oli pelumas cair yang diberi bahan tambah pengental (Thickening Agent).

1. Sifat Utama Gemuk
a.Tahan terhadap beban tinggi
b.Bersifat perapat sempurna yang dapat mencegah menempelnya benda-benda asing seperti kotoran dan air.
c.Tahan lama karena gemuk sukar mencair dan mengalir
d.Mempunyai tahanan gesek yang besar
e.Kemampuan mendinginkan rendah, karena sulit mengalir
f.Susah membersihkan kotoran-kotoran.

2. Tipe Gemuk
Banyak bagian kendaraan yang memerlukan pelumasan gemuk. Masing-masing bagian mempunyai karakter yang berbeda. Dengan alasan tersebuta maka saat ini ada bermacam-macam gemuk.
a. Gemuk Untuk Chassis
Berfungsi untuk pelumasan chassis. Karena chassis selalu berhubungan dengan kotoran, air, debu, lumpur serta kejutan dan beban yang berat. Karena itu gemuk untuk keperluan ini harus tahan terhadap air, kotoran, tekanan dan goncangan.
Dalam hal ini biasanya digunakan gemuk jenis Lithium Soap base Multi Purpose Grease (NLGI # 2).


b. Gemuk Bantalan (Bearing )
Gemuk yang dipakai untuk bantalan roda adalah jenis lithium soap based multi purpose grease (NLGI # 2).
Karakteristik yang diperlukan dari gemuk bantalan roda ini adalah :
1).Harus tahan panas tinggi, hal ini disebabkan wheel hub akan menjadi panas akibat dari pengereman.
2).Tahan terhadap oksidasi dan tahan lama
3).Tahan terhadap air dan lumpur sehingga tidak akan merusak bantalan.

Agar penggunaan gemuk dapat berfungsi secara maksimal perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1.Membersihkan dan mengeringkan bantalan
Pembersihan bantalan dapat menggunakan bensin atau minyak tanah. Setelah dibersihkan bantalan harus segera dikeringkan dengan udara tekan, kemudian segera diisi gemuk yang bersih agar tidak berkarat.
2.Packing (Pengisian Gemuk)
Jangan mengisi gemuk ke dalam wheel hub secara berlebihan. Beri gemuk pada bantalan secukupnya dan sisakan gemuk 1/3 bagian dalam hubnya.
3.Mencampur Gemuk
Jangan mencampur gemuk dengan jenis gemuk yang lain, karena hal ini akan menyebabkan penurunan kualitas dan kemampuan gemuk.
4.Menjaga Kebersihan Gemuk
Jangan menggunakan gemuk yang kotor oleh pasir, debu atau serbuk metal, karena hal ini akan menyebabkan keausan yang tidak normal pada permukaan persinggungan. Jangan tinggalkan gemuk dalam keadaan terbuka, karena kotoran dapat mengotori gemuk .

D. MINYAK
Ada dua jenis minyak yang digunakan dikendaraan yaitu minyak power steering dan minyak rem. Minyak rem digunakan sebagai minyak untuk sistem hidroulis pada sistem rem dan kopling.
1.Minyak Power Steering
Power steering dirancang untuk memperingan tenaga yang digunakan untuk memutar roda kemudi dengan menggunakan bantuan tekanan hidrolis. Tekanan hidrolis dibangkitkan oleh pompa yang digerakkan oleh mesin. Jadi selama mesin hidup maka minyak power steering ini akan dipompa secara terus menerus. Minyak power steering selain berfungsi sebagai pemindah tenaga juga berfungsi untuk pelumasan bagi pompa dan gerbox power steering. Dalam hal ini minyak power steering yang digunakan adalah minyak ATF (Automatic Transmission Fluid). Minyak ATF dituntut mempunyai persyaratan sebagai berikut :
a.Viskositas sesuai
Suhu kerja dari minyak ATF bervariasi dari suhu dingin sampai panas. Karena itu kekentalan dari ATF harus mampu mengatasi perubahan suhu ini sehingga tidak akan mempengaruhi perpindahan tenaga walalupun terjadi perubahan suhu.
b.Stabil terhadap panas dan oksidasi
ATF mengandung bahan oxidation preventive yang akan mencegah terjadinya oksidasi pada saat panas. Oksidasi pada minyak akan menyebabkan terbentuknya kotoran. Dimana kotoran ini akan dapat menyebabkan tersumbatnya saluran pada sistem power steering.
c.Tidak berbusa
Minyak ATF dipompa secara cepat oleh pompa power steering. Bila minyak ATF menimbulkan busa, hal ini akan menyebabkan terjebaknya udara pada sistem hidroulik. Terjebaknya udara ini akan menimbulkan gangguan kerja dari power steering ini. Untuk mengatasi hal ini biasanya pada minyak ATF diberi bahan tambah anti-foaming agent.
d.Berwarna
Untuk memudahkan membedakan minyak ATF dengan minyak lainnya, biasanya minyak ATF diberi warna merah atau kekuning-kuningan. Warna dari cairan ini juga dapat digunakan untuk menentukan apakah minyak tersebut sudah kotor atau belum, karena ATF yang kotor akan berubah warnanya menjadi kehitam-hitaman.
e.Tidak merusak komponen baik dari karet maupun logam
ATF dituntut harus dapat mencegah bertambahnya keausan komponen akibat kotoran yang dihasilkan oleh keausan komponen dari power steering. Disamping itu juga tidak boleh merusak karet atu seal-seal. Karena itu pada minyak atf ini biasanya ditambahkan beberapa bahan tambah seperti cleansing agent.

Ada bermacam-macam minyak ATF. Dalam hal ini minyak ATF yang digunakan untuk kendaraan HINO adalah ATF 220 produk dari SHEEL OIL. Hal ini penting untuk diketahui, karena masing masing ATF mempunyai karakter yang berbeda. Mengganti jenis ATF atau mencampurnya dengan jenis yang lain akan mengganggu kerja dari power steering.



2.Minyak Rem
Digunakan pada sistem hidroulik sistem rem maupun mekanisme penggerak kopling mekanik. Minyak rem ini dituntut untuk dapat bekerja cepat, terpercaya dan tahan lama. Minyak rem dibuat dari minyak sintetis yang ditambah beberapa bahan tambah. Minyak rem ini mengandung zat kimia yang dapat mempengaruhi kesadaran manusia.
a.Persyaratan Minyak Rem
1).Titik didih tinggi
Setelah bekerja beberapa kali rem akan menjadi panas. Panas ini akan mempengaruhi juga minyak rem. Bila minyak rem mendidih akibat panas tersebut, maka minyak rem akan menguap dan menyebabkan minyak rem berbusa. Busa ini akan menyebabkan terjadinya vapour lock, dimana pada saat pedal rem diinjak maka pedal rem diinjak maka yang ditekan adalah minyak yang telah menjadi uap. Dengan demikian tenaga dari pedal rem tidak diteruskan ke sistem rem.
2).Tidak merusak karet dan logam
Bila minyak rem merusak karet dan logam akan mengakibatkan kebocoran pada sistem rem. Kebocoran ini akan menyebabkan berkurangnya tenaga hidroulios atau malah kehilangan gaya tekan pada sistem hidroulis.
3).Viskositas sesuai
Viskositas dari minyak rem diperlukan untuk dapat meneruskan tekanan pada suhu yang bervariasi. Dan kekentalanya tidak boleh berubah karena perubahan temperatur.

b.Jenis Minyak Rem
Menurut standart FMVSS 9Federal Motor Vehicle Safety Standart). Minyak rem dikategorikan menjadi 4 tipe. Penggolongan ini berdasarkan titik didih dari minyak tersebut.

c.Penanganan minyak rem
Saat menangani minyak rem perhatikan hal-hal berikut;
Jangan mencampur minyak rem yang berbeda jenis, karena akan mempengaruhi kemampuan dari minyak rem
Hindari tercampurnya minyak rem dengan air
Hindari tercmpurnya minyak rem dengan oli atau pembersih oli
Simpanlah minyak rem ditempat yang kering dan dalam keadaan tertutup agar minyak rem tidak tercemar


E. SEALENT
Sealent atau gasket cair digunakan sebagai pengganti gasket convensional dan dipasaran dikenal juga dengan istilah three bond. Sealent ini merupakan perekat setengah padat yang dimasukkan ke dalam tube. Umumnya dibuat dari silicone atau acrylate yang dapat mengeras pada temperature ruangan.
1. Kelebihan Gasket Cair
Dibanding gasket biasa sealent mempunyai kelebihan:
a.Dapat melekat pada semua permukaan yang berpasangan secara merata
b.Pembentukannya langsung ditempat dengan memerlukan sedikit tenaga, dan setelah dipasang baut pengikat tidak boleh kendor
c.Tahan terhadap kotoran, air, karat dan tahan kebocoran
d.Mudah dalam penyimpanan

2. Syarat Sealent
Agar sealent dapat berfungsi dengan baik harus memenuhi persyaratan :
a.Mempunyai elastisitas yang baik.
b.Daya lekat kuat.
c.Kekentalan setelah mengerah tidak berubah karena pengaruh perubahan temperature.
d.Tahan lama.
e.Mudah dibersihkan dari komponen yang telah dilepas.
3.Cara Penggunaan Sealent
Sealent biasa digunakan pada komponen-komponen engine, transmisi dan differential. Dan untuk jenis sealent yang digunakan dan ukuran pengaplikasian lihat pada buku manual.


Agar penggunaan sealent dapat berfungsi maksimal ikuti prosedure berikut :
a.Sebelum melapisi dengan sealent bersihkan komponen lama dari sisa-sisa gasket lama dengan menggunakan bensin.
b.Bersihkan permukaan yang akan dilapisi gasket dari oli,minyak, air atau kotoran dengan menggunakan kain.
c.Lapiskan gasket pada komponen yang diam secukupnya, jangan berlebihan atau kekurangan. Buat overlap (menyabung) pada bagian sambungan (tempat memulai dan mengakhiri lapisan satu tempat).
d.Saat memasang komponen yang sudah diberi selaent pastikan bahwa pemasangan komponen sudah tepat dan lurus. Jika pemasangan komponen bergeser, ulangi lagi penggunaan sealent.
e.Jarak pemasangan komponen dengan pengaplikasian sealent tidak boleh lebih dari 20 menit. Bila lebih dari 20 menit sealent sudah mengeras dan harus diulangi lagi pengaplikasian (sealent dibuang ).
f.Setelah pemasangan komponen tunggu minimal 15 menit sebelum mengoperasikan mesin atau kendaraan.
g.Setelah selesai dipakai tutuplah sealent secara rapat sebelum disimpan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar